Jumat, 22 Juni 2007

Yang Dipersiapkan Dalam Mempelajari Sirah Nabi

Yang dipersiapkan dalam mempelajari

Sirah Nabawiyah

Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu, yaitu bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiyamat dan dia banyak menyebut Allah.

Al Ahzab : 21

Bagi ummat Islam Muhammad saw adalah nabi sekaligus rasul yang diyakini kebenaran risalahnya. Ia tidak pernah bicara dengan hawa nafsunya. Dalam penyampaian dakwahnya pun ternyata ia tidak memaparkan ayat-ayat Allah melalui lisannya saja, atau mengajarkan melalui kedalaman ilmunya yang didukung oleh sinaran Al Quran, melainkan iapun memberikan contoh-contoh melalui dirinya (qudwahnya).

Aisyah ra. mengatakan bahwa “akhlaqnya adalah al Quran”. Suatu pernyataan yang cerdas dan bijak serta penuh dengan hujjah. Bagaimana tidak? Seorang isteri adalah orang yang paling mengetahui rahasia diri suaminya. Banyak manusia yang mampu tampil ramah, bagus dan santun ketika berhadapan dengan orang lain, namun ketika kembali ke rumahnya ia mulai kehilangan keramahannya. Oleh karena itu isteri tidak hanya mengetahui sisi luar kepribadian suaminya, tetapi juga apa yang disembunyikan oleh suaminya.

Dan untuk muhammad saw, sang isteri sendiri yang memberikan kesaksian bahwa akhlaqnya adalah al Quran. Aisyah tidak mengatakan “akhlaqnya bagus sekali” tetapi “akhlaqnya adalah al Quran”. Menunjukkan bahwa dalam akhlaq muhammad saw merupakan cerminan langsung dari pesan-pesan al Quran.

Muhammad saw bukan makhluq malaikat, ia manusia biasa, ia lahir sebagai manusia dan wafat sebagai manusia. Namun lembaran hidupnya adalah lembaran yang bersih dan sangat layak menjadi teladan bagi keseluruhan manusia.

Ada Apa Dengan Sirah Nabawiyah

Sirah nabawiyah terbuka dan siap untuk dijelajahi. Melalui titik mana manusia memasuki kawasan sirah nabawiyah ini, maka ia akan menemukan sinar-sinar terang yang dapat memberikan keteladanan bagi siapapun yang memasukinya. Namun tidak semua orang yang dapat merasakannya.

Siapa saja yang menjelajahi sirah nabawiyah, maka pertama adalah tidak menjadikan sirah nabawiyah itu sama dengan sejarah tokoh atau oarang besar lainnya. Oleh karena sirah memaparkan ide, gagasan, perilaku, ucapan dan segala hal yang dikaitkan dengan Muhammad, segalanya saling terkait dengan serasi. Tidak ada yang bertolak belakang. Sirah nabawiyah tidak dapat disamakan dengan sejarah Soekarno, Hitler, Sidharta Gautama atau Mahatma Gandhi. Yang noleh jadi mereka semua adalah orang besar, namun tidak memiliki segala kebesaran secara sempurna. Mahatma Gandhi misalnya, meski dikenal dengan prinsip perjuangan ahimsa, namun ia begitu apriori kepada Islam dan ummatnya.

Beberapa hal yang menyebabkan sirah nabawiyah menjadi sistimewa adalah:

  1. Sejarah Muhammad adalah sejarah yang paling benar dan lengkap. Oleh karena ia sampai kepada kita melalui suatu jalur ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan. Bahkan sumber kajian sirah nabawiyah terbuka untuk diteliti. Sumber-sumber dimaksud adalah Quran, Hadist, dan kitab-kitab sirah (Al Buthi – Sirah Nabawiyah)
  2. fase-fase kehidupan Muhammad sedemikian jelas dan gamblang, kita mengetahui sejarah nasabnya. Kita tahu kehidupannya sejak kecil hingga wafat. Kritikus barat sendiri sebagaimana dikutip oleh Musthafa as Sibaiy mengatakan “Muhammad adalah satu-satunya rasul yang dilahirkan dengan riwayat yang jelas”. (As Sibaiy – Sari sejarah perjuangan Rasulullah)
  3. sirah nabawiyah merupakan lukisan sejarah seorang manusia yang memiliki keistimewaan berupa kerasulan. Sehingga tidak ada sejarah yang keluar dari kemanusiawiannya, tidak dibumbui dengan dongeng yang tidak rasional, bahkan tidak ada sedikitpun atribut ketuhanan yang dilekatkan kepadanya.
  4. sirah nabawiyah menyangkut segala segi kemanusiaan. Siapapun manusia dapat berinteraksi dan tidak merasa asing dengan sirahnya. Oleh karena sirahg nabawiyah merupakan sirah yang menyeluruh dan merespon seluruh tata nilai dan tata laku kehidupan manusia.
  5. sirah nabawiyah merupakan sirah insan kamil. Ini karena sirah nabawiyah adalah sebagai bukti kerasulan . sirah nabawiyah bukanlah risah yang manja, dimana selalu mendapat dukungan rabbaniyah. Melainkan menunjukkan adanya upaya manusiawi yang tidak sekali dua kali berbenturan dengan perintang dakwah.

Dengan demikian dapat diketahui bahwa sirah nabawiyah adalah sirah seorang manusia yang secara optimal memberdayakan fungsi kemanusiaannya, sehingga akhirnya mendapatkan pengarahan rabbaniyah yang optimal pula. Sangat pantas jika seorang muslim membangun interaksi dengan sirah secara benar dan kontinyu.

Bagaimana Berinteraksi Dengan Sirah Nabawiyah

Bagi seorang muslim, sirah nabawiyah adalah petunjuk praktis penerapan Islam. seorang muslim seharusnya tidak perlu bersusah payah mempelajari bagaimana menjadi mukmin yang baik menurut petunjuk normatif al Quran, tetapi selain itu terdapat contoh yang benar dan bersih pada sirah nabawiyah. Muhammad adalah penterjemah dan pelaksana perintah al Quran yang paling benar dan lengkap.

Seorang muslim tidak cukup hanya mengakui bahwa Mumammad adalah nabi, namun berusaha lebih dari itu. Muhammad Al Ghazali dalam bukunya fiqh al-shirah mengatakan:

Dewasa ini, kaum muslimin hanya mengenal nabi pada “kulit”nya saja. Riwayat itu tidak mampu menggerakkan hati dan membangkitkan gairah semangat. Mereka mengagungkan nabi dan sahabat hanya karena warisan tradisi dengan pemahaman yang sangat sedikit. Mengenal riwayat Muhammad dengan cara hampa, sama dengan tidak mengenal sama sekali. Bahkan hal itu dapat berubah menjadi perilaku zalim bila pengenalan itu berubah menjadi dongeng atau legenda yang luar biasa. Sangat tidak adil jika kehidupan yang penuh dengan denyut kekuatan dan kehidupan itu diketengahkan dalam wadah “kerandan jenazah”. Bagi setiap muslim, kehidupan nabi bukanlah keranjang kosong. Kehidupan nabi Muhammad saw adalah sumber teladan mulia yang harus diikuti. Sumber syariat agama yang wajib dipatuhi. Betapa kecilpun kesalahan atau kekeliruan dalam menyajikan riwayat nabi Muhammad saw adalah merusak hakikat iman itu sendiri.”

Seorang muslim dalam berinteraksi dengan sunnah harus lebih dahulu mengetahui tujuan-tujuan interaksi sebagai berikut:

  1. Memahami pribadi kenabian melalui celah kehidupan dan kondisi yang pernah dihadapi.
  2. Mendapatkan gambaran yang benar dan utuh menyangkut seluruh aspek kehidupan untuk dijadikan sebagai pedoman kehidupan.
  3. melalui interaksi dengan sirah nabawiyah, seseorang dapat mengetahui kitab Allah dan semangat tujuannya. Banyak ayat yang baru dapat ditafsirkan setelah membaca sirah nabawiyah.
  4. Dapat dikumpulkan semakin banyak tsaqafah (wawasan) dan pengetahuan Islam yang benar menyangkut aqidah, hukum dan akhlaq.
  5. khusus bagi aktifis, dapat menjadikan sirah sebagai bahan dasar manhaj haraki fi al dakwah (sistem gerakan dalam dakwah).

Mengingat tujuan di atas, maka mempelajari sirah nabawiyah adalah sebuah keharusan. Seorang mukmin harus memiliki pengetahuan yang baik tentang sirah, ia harus sadar bahwa sirah bukan sejarah orang lain, tapi sejarah pendahulu dakwah. Sejarah yang tidak terputus bagi yang sadar bahwa dakwah adalah tugas hidupnya.

Petikan-petikan cemerlang dalam sirah adalah petikan hikmah yang menjadi dasar gerakan aktifis dakwah sekarang ini untuk membangun binaan dakwah sampai akhirnya Islam menjadi pilihan bagi seluruh manusia.

Tidak ada komentar: