Jumat, 22 Juni 2007

Kembali Kepada Fitrah Manusia

Kembali Kepada Fitrah Manusia

Oleh A. Latif Khan

Masih manusiakah kita? Pertanyaan itu cukup logis dikemukakan. Ada beberapa dasar pertimbangan yang patut diperhatikan. Pertama, sudah cukup lama kita tidak pernah peduli tentang siapa dan apa, untuk apa dan akan kemana kita. Kedua, kebanyakan manusia lebih suka untuk “hidup mengalir” tanpa dibebani dengan Tuhan.

Manusia bersalah dan Tuhan tidak pernah salah. Agar manusia tidak salah maka mereka harus merawat hubungan baik mereka dengan Tuhan dengan cara patuh kepada “apa maunya” Tuhan. Hubungan seperti itu cukup melelahkan. Oleh karenanya lebih bagus jika manusia “hidup mengalir” saja.

Ketiga, secara ideal manusia sepakat bahwa moral baik adalah moral yang selayaknya dimiliki oleh manusia. Tapi faktanya bukanlah moral baik, moral baik hanya menjadi urutan kesekian dari prinsip hidup kebanyakan manusia. Oleh karenanya kajian teologis maupun filosofis di seputar fitrah manusia adalah kajian yang hanya membuang-buang waktu saja.

Pola Pikir Manusia Sekuler

Manusia sekuler memandang dirinya sebagai sesuatu yang riil. Mereka tidak mau dibebani dengan berbagai pertanyaan abstrak tentang dirinya. Mereka berpikir faktual dan rasional, sehingga segala sesuatu yang berada dibalik rasional adalah absurd. Walau mereka memang tidak dapat menghindari hadirnya desakan kejiwaan dalam diri mereka yang menuntut pelepasan.

Manusia sekuler adalah manusia yang berfikir kini dan disini. Hidup adalah disini dan tidak ada sebaliknya. Oleh karena itu jika Anda memiliki cita-cita, boleh seperti apapun, namun harus Anda raih disini. Boleh saja Anda menyebut surga atau neraka, tetapi semua disini, tanpa harus menunggu Tuhan memberikan surga kepada Anda, dan Anda tak boleh cengeng menunggu orang lain memberikan surga kepada Anda.

Anda hanya boleh menjadikan orang lain sebagai patron Anda, tetapi Anda adalah diri Anda sendiri. Jika suatu hari Anda mati, artinya Anda berhenti menjadi manusia. Selanjutnya tidak usah terlalu sibuk memikirkan adanya dunia yang lain selain dunia kita ini.

Manusia sekuler berpikiran jika Anda ingin sukses maka Anda harus realistis. Kesuksesan seperti apa yang Anda maui, Anda ingin kaya, terhormat dan hidup senang? Jikapun sebenarnya Anda tidak bisa mendapatkannya, maka Anda harus berlagak atau berpura-pura sukses dengan cara meniru perilaku gaya hidup orang sukses idola Anda. Itulah salah satu sebab kenapa Anda menghabiskan waktu untuk memantau perkembangan selebriti Anda. Jika diantara mereka ada yang bercerai, maka Anda tidak perlu mengaitkannya dengan sebab-sebab agama. Bahkan Anda akan menggugat institusi peradilan agama sebagai lembaga yang pantas diberangus. Kenapa tidak? Bukankah sebelum menikah mereka begitu mesranya, kendati sekarang rumah tangga mereka berantakan? Apa sih hebatnya nikah? Bukankah kenikmatan menikah juga bisa dikonsumsi sebelum menikah?

Manusia sekuler berfikir bahwa hidup haruslah bebas dan yang membatasi hanyalah rasa bosan. Manusia tidak perlu takut dengan segala ancaman Tuhan. Okelah jika pelacuran itu dosa dan menjijikkan, tapi mana bukti bahwa agama mampu menghilangkan semua itu?

Akhirnya manusia sekuler hidup dengan memberangus agam dan Tuhan, kendati bukan tak mungkin secara administratif mereka adalah manusia beragama, masih merayakan hari besar agama dan masih mengunjungi tempat-tempat ritual agama. Tetapi mereka bukanlah penganut aqidah agama, melainkan aqidah sekuler. Sehingga jikapun mereka sedang merayakan suatu peringatan agama, maka aqidah sekuler akan lebih banyak menyinggahi daripada agama mereka. Manusia sekuler adalah manusia yang optimis dengan kehidupan dunia namun pesimis dengan kehidupan akhirat.

Pola Pikir Manusia Rahib

Mereka ini kebalikan dari manusia sekuler. Dunia adalah nihil, manusia tidak berdaya di hadapan Tuhan. Segala yangada di dunia adalah sampah dan cobaan untuk manusia. Dalam tubuh manusia pun sebenarnya banyak kenistaan yang harus dibersihkan. Jika tidak, maka Tuhan akan menghukumnya. Manusia rahib melihat dirinya tidak berdaya di hadapan Tuhan, ia adalah objek Tuhan. Oleh karenanya ia harus sepenuhnya menyediakan dirinya untuk Tuhannya. Hidupnya adalah untuk Tuhan, ia tidak boleh disibukkan dengan urusan makhluk.

Manusia rahib adalah mereka yang telah memotong ingatan mereka akan dunia. Mereka hidup ‘disini’ tetapi pikiran mereka berada ‘disana’. Bumi ini adalah mihrab, bumi adalah tempat khalwat guna membersihkan diri dari kotoran ideologi yang dara unik, yaitu bahwa manusia itu kotor dan hidup di dunia yang kotor. Kebersihan hanya akan diperolehnya jika ia mampu memadu hubungan yang sehat dengan Tuhannya.

Manusia tetapi Bukan Manusia

Banyak manusia yang lahir secara anatomis sebagai manusia, ia membawa bekal (potensi) yang menunjukkan bahwa ia adalah manusia. Tetapi tidak sedikit manusia yang tidak berberilaku sebagai manusia. Dari seluruh bekal kemanusiaan yang mereka miliki, hanya sedikit saja yang mereka gunakan. Itupun tidak dapat dibedakan dengan apa yang dimiliki oleh binatang atau iblis. Tidak sekali dua Al-Quran menegaskan adanya manusia yang berperilaku seperti binatang. Hal itu dikarenakan oleh perilaku yang menunjukkan bahwa manusia berbeda dengan makhluk lain tidak dapat mereka wujudkan. Kalau Anda hidup hanya untuk makan, hidup untuk senang-senang, tidak mau banyak beban pikiran, maka apa bedanya Anda dengan binatang? Atau jika Anda hanya bisa buat rusuh, curiga kepada orang lain, tidak pernah senang dengan kesuksesan orang lain, maka dimana letak perbedaan Anda dengan iblis?

Silakan Anda menjadi sekuler, tetapi apakah Anda lebih manusiawi dengan cara seperti itu? atau silakah anda menjadi rahib seumur hidup Anda, lebih manusiawikah hidup Anda setelahnya? Ternyata, Anda tidak lebih baik dari malaikat. Jika demikian jalan pikiran Anda, seharusnya Anda marah pada Tuhan dan bertanya ‘mengapa Anda menciptakan saya sebagai manusia?’

Manusia akan semakin kehilangan dirinya sendiri jika dalam menjalani hidupnya ia tidak menjalaninya sesuai dengan “apa maunya” yang menciptakan dirinya. Untuk manusia sekuler tidak perlu adanya pembahasan lebih lanjut. Untuk manusia rahib mungkin mereka mengatakan bahwa mereka melakukan semua itu untuk memenuhi kemauan Tuhannya, haruslah dengan petunjuk Tuhan. Jika tidak, maka wajar saja jika Sayyed Hosein Naseer pernah mengatakan bahwa manusia moderen sekarang ini semakin terlempar dari lingkaran eksistensinya sendiri.

Apa saja yang dilakukan oleh manusia sekarang ini semakin membuat mereka confuse tentang jati diri mereka sendiri. Mau tak mau manusia harus kembali menelusuri jejak agama yang cukup berhasil menjelaskan tentang manusia dan hidupnya.

Apa Kata Agama (Islam)

Analisis Majalah Tempo cukup mengejutkan. Survey majalah ini mengatakan, bahwa manusia Indonesia sepanjang tahun 2001 secara individu dinilai cukup shalih namun secara sosial mereka sadis, kejam dan rusuh. Gejala apakah ini? saya kira kita belum beranjak dari diskusi awal yaitu bahwa kita harus melihat masalah manusia ini secara utuh, bukan melalui visi sekuler ataupun rahib. Dan jalan yang paling aman adalah melalui ajaran Islam.

Kata kunci yang harus dipakai adalah fitrah. Istilah fitrah secara harfiah berarti penciptaan, menyebutkan sesuatu untuk pertama sekali, dan struktur ciri/umum alamiah yang mana dengannya seorang anak tercipta dalam rahim ibunya. Inilah makna yang terkandung dalam QS Ar Ruum : 30 serta hadits Nabi saw yang mengatakan bahwa setiap manusia lahir dalam keadaan fitrah.

Dalam renungan saya fitrah itu memiliki beberapa makna, diantaranya fitrah berarti Anda memiliki peluang win-win dibanding manusia lain. Semua manusia terlahir memiliki peluang yang sama untuk menjadi apa dan bagaimana. Peluang itu bukan hanya memiliki dua kemungkinan., yaitu mungkin mausk syurga atau mungkin masuk neraka. Sejak ia sadar bahwa manusia dengan segala kemungkinannya seperti itu, seharusnya ia berfikir dengan satu kemungkinan saja “ selamat dunia dan akhirat”.

Untuk mendapatkan kemungkinan seperti itu maka ia harus mempersiapkan segala sarana kesuksesan dalam dirinya. Ia harus berfikir dan beramal sukses. Realitas kemungkinan menyebabkan manusia harus bergantung pada yang memiliki kepastian yaitu Tuhan. Sadar akan fitrah artinya Anda tahu bahwa sebenarnya Anda memiliki peluang besar untuk menang dan sukses dalam hidup Anda. Anda dapat belajar dari orang-orang yang menang bahwa sedikitpun Anda atau mereka tidak boleh pernah berontak terhadap fitrah Anda. Sekali Anda memberontak, sejak itulah Anda telah mulai membangun kegagalan. Baik itu kegagalan intelektual, emosi ataupun amal.

Manusia fitrah akan tahu bahw kemuliaan seseorang tidak terletak pada jabatannya, pangkat atau hartanya. Mereka tidak terpesona dengan semua itu. kemuliaan terletak pada penghargaan yang diberikan Allah kepadanya. Penghargaan itu berupa sebutan sebagai generasi bertaqwa. Tetapi perlu juga Anda ketahui bahwa ketaqwaan adalah upaya yang harus Anda berdayakan. Untuk menjadi bertaqwa, Anda harus menjadi orang yang positive thinking tentang diri Anda, hidup Anda dan lingkungan Anda. Anda tidak boleh berfikir apriori dengan menyalahkan lingkungan Anda atau Tuhan atas kegagalan diri Anda menikmati hidup.

Anda harus mengawali semuanya dengan yakin bahwa jika Anda mengikuti alur syariat yang ditetapkan Allah, maka Anda akan sukses.

Apa Kata Agama (Islam)

Analisis Majalah Tempo cukup mengejutkan. Survey majalah ini mengatakan, bahwa manusia Indonesia sepanjang tahun 2001 secara individu dinilai cukup shalih namun secara sosial mereka sadis, kejam dan rusuh. Gejala apakah ini? saya kira kita belum beranjak dari diskusi awal yaitu bahwa kita harus melihat masalah manusia ini secara utuh, bukan melalui visi sekuler ataupun rahib. Dan jalan yang paling aman adalah melalui ajaran Islam.

Kata kunci yang harus dipakai adalah fitrah. Istilah fitrah secara harfiah berarti penciptaan, menyebutkan sesuatu untuk pertama sekali, dan struktur ciri/umum alamiah yang mana dengannya seorang anak tercipta dalam rahim ibunya. Inilah makna yang terkandung dalam QS Ar Ruum : 30 serta hadits Nabi saw yang mengatakan bahwa setiap manusia lahir dalam keadaan fitrah.

Dalam renungan saya fitrah itu memiliki beberapa makna, diantaranya fitrah berarti Anda memiliki peluang win-win dibanding manusia lain. Semua manusia terlahir memiliki peluang yang sama untuk menjadi apa dan bagaimana. Peluang itu bukan hanya memiliki dua kemungkinan., yaitu mungkin mausk syurga atau mungkin masuk neraka. Sejak ia sadar bahwa manusia dengan segala kemungkinannya seperti itu, seharusnya ia berfikir dengan satu kemungkinan saja “ selamat dunia dan akhirat”.

Untuk mendapatkan kemungkinan seperti itu maka ia harus mempersiapkan segala sarana kesuksesan dalam dirinya. Ia harus berfikir dan beramal sukses. Realitas kemungkinan menyebabkan manusia harus bergantung pada yang memiliki kepastian yaitu Tuhan. Sadar akan fitrah artinya Anda tahu bahwa sebenarnya Anda memiliki peluang besar untuk menang dan sukses dalam hidup Anda. Anda dapat belajar dari orang-orang yang menang bahwa sedikitpun Anda atau mereka tidak boleh pernah berontak terhadap fitrah Anda. Sekali Anda memberontak, sejak itulah Anda telah mulai membangun kegagalan. Baik itu kegagalan intelektual, emosi ataupun amal.

Manusia fitrah akan tahu bahw kemuliaan seseorang tidak terletak pada jabatannya, pangkat atau hartanya. Mereka tidak terpesona dengan semua itu. kemuliaan terletak pada penghargaan yang diberikan Allah kepadanya. Penghargaan itu berupa sebutan sebagai generasi bertaqwa. Tetapi perlu juga Anda ketahui bahwa ketaqwaan adalah upaya yang harus Anda berdayakan. Untuk menjadi bertaqwa, Anda harus menjadi orang yang positive thinking tentang diri Anda, hidup Anda dan lingkungan Anda. Anda tidak boleh berfikir apriori dengan menyalahkan lingkungan Anda atau Tuhan atas kegagalan diri Anda menikmati hidup.

Anda harus mengawali semuanya dengan yakin bahwa jika Anda mengikuti alur syariat yang ditetapkan Allah, maka Anda akan sukses.

Apa Kata Agama (Islam)

Analisis Majalah Tempo cukup mengejutkan. Survey majalah ini mengatakan, bahwa manusia Indonesia sepanjang tahun 2001 secara individu dinilai cukup shalih namun secara sosial mereka sadis, kejam dan rusuh. Gejala apakah ini? saya kira kita belum beranjak dari diskusi awal yaitu bahwa kita harus melihat masalah manusia ini secara utuh, bukan melalui visi sekuler ataupun rahib. Dan jalan yang paling aman adalah melalui ajaran Islam.

Kata kunci yang harus dipakai adalah fitrah. Istilah fitrah secara harfiah berarti penciptaan, menyebutkan sesuatu untuk pertama sekali, dan struktur ciri/umum alamiah yang mana dengannya seorang anak tercipta dalam rahim ibunya. Inilah makna yang terkandung dalam QS Ar Ruum : 30 serta hadits Nabi saw yang mengatakan bahwa setiap manusia lahir dalam keadaan fitrah.

Dalam renungan saya fitrah itu memiliki beberapa makna, diantaranya fitrah berarti Anda memiliki peluang win-win dibanding manusia lain. Semua manusia terlahir memiliki peluang yang sama untuk menjadi apa dan bagaimana. Peluang itu bukan hanya memiliki dua kemungkinan., yaitu mungkin mausk syurga atau mungkin masuk neraka. Sejak ia sadar bahwa manusia dengan segala kemungkinannya seperti itu, seharusnya ia berfikir dengan satu kemungkinan saja “ selamat dunia dan akhirat”.

Untuk mendapatkan kemungkinan seperti itu maka ia harus mempersiapkan segala sarana kesuksesan dalam dirinya. Ia harus berfikir dan beramal sukses. Realitas kemungkinan menyebabkan manusia harus bergantung pada yang memiliki kepastian yaitu Tuhan. Sadar akan fitrah artinya Anda tahu bahwa sebenarnya Anda memiliki peluang besar untuk menang dan sukses dalam hidup Anda. Anda dapat belajar dari orang-orang yang menang bahwa sedikitpun Anda atau mereka tidak boleh pernah berontak terhadap fitrah Anda. Sekali Anda memberontak, sejak itulah Anda telah mulai membangun kegagalan. Baik itu kegagalan intelektual, emosi ataupun amal.

Manusia fitrah akan tahu bahw kemuliaan seseorang tidak terletak pada jabatannya, pangkat atau hartanya. Mereka tidak terpesona dengan semua itu. kemuliaan terletak pada penghargaan yang diberikan Allah kepadanya. Penghargaan itu berupa sebutan sebagai generasi bertaqwa. Tetapi perlu juga Anda ketahui bahwa ketaqwaan adalah upaya yang harus Anda berdayakan. Untuk menjadi bertaqwa, Anda harus menjadi orang yang positive thinking tentang diri Anda, hidup Anda dan lingkungan Anda. Anda tidak boleh berfikir apriori dengan menyalahkan lingkungan Anda atau Tuhan atas kegagalan diri Anda menikmati hidup.

Anda harus mengawali semuanya dengan yakin bahwa jika Anda mengikuti alur syariat yang ditetapkan Allah, maka Anda akan sukses.

Tugas Manusia Fitrah

Islam tidak menghendaki Anda masuk syurga dengan cara menyepi dari komunitas makhluk. Bahkan Allah masih mengancam Anda dengan neraka jika Anda sudah shalih secara individual namun Anda masih berdiam diri terhadap kedzaliman yang terjadi di sekeliling Anda.

Islam tidak menghendaki Anda hanya menjadi orang baik dan kemudian diam. Tapi Anda harus bergerak, berusaha dan berdakwah untuk menyelamatkan orang di sekeliling Anda. Islam menghendaki adanya komunitas yang sukses. Manusia tidak diciptakan untuk menjadi bagian dari dirinya sendiri. Desain fitrah manusia adalah desain yang ditujukan agar manusia tidak hanya berfikir tentang dirinya saja, tapi juga alam tempat ia tinggal. Itulah kenapa manusia adalah mereka yang paling layak mendapat tugas khalifah dari Allah, bukan yang lainnya.

Jadi, manusia sekular akan gagal dan letih, demikian juga manusia rahib. Mereka akan kehilangan arah. Manusia harus kembali kepada fitrahnya. Ini dapat dimulai dengan membuka kembali keterangan tentang diri mereka sendiri sebagaimana tercantum dalam agama Islam, karena hanya ajaran ini sajalah yang paling responsif terhadap seluruh potensi manusia.

Tidak ada komentar: