Jumat, 22 Juni 2007

Palestina Menuju Jihad Total

Palestina Menuju Jihad Total

Oleh. A. Latif Khan

Palestina kembali menjadi perhatian masyarakat dunia. Ariel Sharon, pemimpin zionis penjarah ini, tengah melakonkan suatu drama pembantaian dan penghancuran secara sistematis terhadap segala kepentingan umat Islam di Palestina. Titik picunya adalah menyinggung kembali status kesucian Al Quds, khususnya Masjid al Aqsha. Sharon secara biadab membenarkan pembantaian yang dilakukan oleh tentaranya di Masjidil Aqsha terhadap umat Islam. rentetan selanjutnya adalah pembantaian dan penghancuran di Orient House yang merupakan kantor pusat perwakilan Palestina di Yerusalem Timur.

Kesemuanya itu semakin mengukuhkan zionis Israel sebagai negara pengecut, penjarah serta sebagai teroris nomor wahid di dunia. Pengecut karena mereka menembaki bangsa yang tidak bersenjata. Pengecut karena mereka juga membunuh wanita dan anak-anak. Pengecut karena berlindung dibalik lobi zionis dunia khususnya Amerika Serikat. Mereka juga penjarah karena tidak satupun resolusi masyarakat dunia melalui PBB ataupun badan lainnya yang membenarkan penjarahan yang mereka lakukan atas bumi Palestina.

Mentalitas penjarah itu mereka lakukan terus sampai sekarang ini. Sebagai penjarah mereka siap menghancurkan kemuliaan kemanusiaan mereka sendiri. Sebagai penjarah mereka rela mencampakkan rasa malu di hadapan masyarakat dunia. Dan akhirnya mereka muncul sebagai bangsa teroris. Dan itu tidak hanya mereka lakukan kepada umat Islam saja, tetapi juga di kalangan mereka sendiri. Segala kekacauan dunia dapat ditarik benang merahnya pada zionis Israel. Bahkan watak teroris itu sudah muncul jauh sebelum Nabi Muhammad datang membawa risalah Islam.

Al Quran dan Yahudi

Jika ada satu kelompok manusia yang paling banyak mendapat perhatian al Quran, itulah Yahudi. Ulasan Yahudi dalam Al Quran berlangsung cukup merata meliputi karakter dasar dan perwatakan serta perilaku yang mereka lakukan dalam sejarah. Secara umum perhatian Al Quran terhadap Yahudi hanya menyoroti sisi negatif bangsa ini. Tidak objektifkah Al Quran? Tentu saja tidak demikian. Al Quran juga menyebutkan bahwa tidak semua mereka itu sama ada juga di antara mereka yang berlaku baik (Qs 3 : 113) namun secara keseluruhan sikap mereka terhadap umat Islam adalah buruk. Bahkan kepada Umat Islam mereka menunjukkan diri dengan kebencian yang besar (Qs 2 : 120). Sementara itu track record mereka sebagai sebuah bangsa juga tidak terlalu baik. Berangkat dari keyakinan yang over confident bahwa mereka adalah bangsa yang pilihan Tuhan, mereka mudah sekali menipu, membunuh nabi yang tidak sejalan dengan prinsip mereka, memfitnah dan banyak tindakan buruk lainnya.

Di masa Rasulullah saw mereka banyak menorehkan catatan hitam pada hubungan mereka dengan umat Islam. Mereka berkonspirasi dengan orang munafik serta orang musyrik untuk menghancurkan umat Islam dalam peristiwa Ahzab. Tidak sekali dua mereka juga berupaya membunuh nabi saw. Mereka juga dengan lihaynya berperan sebagai provokator yang mencoba membenturkan kesatuan umat Islam menjadi perpecahan yang luar biasa. Merekapun dengan tenangnya memutar-balikkan ayat untuk membela kepentingan mereka sendiri. Jika ada ayat dalam kitab mereka sekalipun, yang bertentangan dengan selera dan kepentingan mereka, mereka akan dengan sangat mudah memutarbalikkan penafsirannya sesuai dengan selera mereka.

Dalam lintasan sejarah Islam dikenal juga Abdullah bin Saba yang mencoba mengoyak persatuan persatuan umat Islam dengan menghembuskan banyak pemikiran nyleneh. Bagaimana sikap kita terhadap golongan Yahudi ini? Adalah tidak salah untuk menyorot Yahudi dari pendekatan ilmiah belaka dengan harapan ada kebaikan yang dapat diambil dari sana. Namun sikap utama umat Islam seharusnya adalah sebagaimana Al Quran bersikap terhadap Yahudi. Al Quran memberikan wanti-wanti bahwa Yahudi adalah sekelompok manusia yang paling keras permusuhannya kepada Umat Islam. Dan untuk itu mereka dapat melakukan apa saja. “Hatta tattabi’a millatahum” yang artinya sampai kalian mengikuti “agama” mereka. Maksudnya adalah sampai umat Islam larut dalam perasaan yang sama dengan mereka. Membenarkan apa yang mereka benarkan dan menyalahkan apa yang mereka salahkan. Padahal nyata sekali bahwa di antara mereka sendiripun sedikit sekali yang mau tunduk kepada kitab suci mereka sendiri.

Zionisme : Sebuah Gerakan Politik dan Agama

Sangatlah a-historis untuk menyatakan bahwa zionisme adalah gerakan politik belaka. Sepenuhnya mereka adalah gerakan agama dan politik. Konferensi zionis pertama di swiss tahun 1897 membenarkan itu semua. Dalam konferensi itu hadir para pengusaha, rabbi dan politisi Yahudi dan bersepakat untuk merebut tanah impian mereka yang disebut dengan Israel Raya dengan ibukota al-Quds atau Yerussalem. Di sana mereka membangun grand design perebutan kota al-Quds sehingga segala kegiatan ekonomi, politik budaya, sosial dan pendidikan serta militer mereka arakhan semua untuk mendukung upaya perwujudan ambisi mereka itu. Langkah pertam adalah menghancurkan khilafah Utsmaniyah yang dilanjutkan dengan penghancuran lembaga pendidikan seperti Al Azhar. Kemudian mereka berusaha menggiring opini dunia agar larut dalam ceritera mereka, Holocaust dan menjadikan Nazi sebagai tertuduh. Mereka juga merebut sentra pembentukan opini dunia sebagai upaya agar segala tindakan mereka mendapat dukungan dan pembenaran. Puncaknya adalah perebutan al-Quds dan berdirinya negara zionis Israel tahun 1948. Walau ada perlawanan dari umat Islam khususnya dalam perang enam hari tahun 1967, namun kuku Yahudi tetap mencengkeram erat tanah Palestina. Di antara sebab kegagalan bangsa Arab Islam adalah karena tidak adanya lagi kesatuan politik yang menyebabkan lemahnya kesatuan komando umat melawan zionis.

Kekalahan terparah sebenarnya terjadi di lapangan moral. Umat telah kehilangan ghirah pembelaan terhadap Islam dan laurt terhadap keterlenaan syahwat. Harapan zionis adalah agar umat Islam menjadi sangat tidak berdaya dalam melakukan perlawanan terhadap meraka. Dan jelas-jelas ironis, sebuah negara dengan semangat agama yang fanantik dan bukan Islam berdiri di tengah-tengah masyarakat yang umatnya menganut Islam, namun pemerintahnya curiga terhadap segala kegiatan yang berbau Islam. Belum ada satu perlawanan yang utuh yang didasari oleh semangat Islam. Islam belum menjadi ideologi perlawanan. Yasser Arafat sendiri masih terkesan “banci” dan merasa lebih nyaman untuk melakukan perlawanan melalui jalur diplomasi. Padahal jelas-jelas Israel tidak menunjukkan itikad baik sedikitpun terhadap jalur diplomasi yang manapun juga.

Dari Intifadhah Menuju Jihad Total

Gerakan intifadhah lahir pada tanggal 8 Desember 1987. Intifadhah adalah cara yang buat sementara dianggap yang paling efektif bagi bangsa Palestina untuk melawan gerakan zionis. Intifadhah adalah protes Palestina atas sikap diam dunia ketiak sionis telah merampas dan membantai mereka. Intifadhah memang sempat terhenti namun langkah provokatif Ariel Sharon yang mendalangi pembantaian Umat Islam di al-Haram asy-Syarif tanggal 28 September 2000 menyebabkan intifadhah muncul kembali.

Intifadhah digerakkan oleh pemuda dan bahkan bocah kecil. Intifadhah sebagai sebuah perlawanan menjadi hal yang sangat ditakuti oleh Yahudi, konon lagi dipertegas dengan adanya human-bomb (bom syahid). Tidak sedikit pemuda Palestina yang merelakan diri untuk mati dengan tubuh penuh bom untuk kemudian menyerbu komunitas zionis dan meledakkan tubuh mereka di sana. Mencari syahid ini bukan tidak disikapi sinis oleh kalangan yang mengaku membela Islam. Sayang mereka tidak mau objektif tentang siapa yang sebenarnya yang melakukan pembantaian kemanusiaan. Zionis menyamakan umat Islam dengan binatang buduk yang hina. Zionis dilengkapi dengan persenjataan yang bebas terbukti dari berulang kali penduduk zionis yang bukan tentara menembaki muslim Palestina yang tidak bersenjata. Apakah itu belum cukup untuk membelalakkan mata manusia untuk melihat secara objektif? Bahkan kebiadaban mana lagi yang perlu disajikan dari manusia yang membunuh orang yang tengah beribadah?

Ariel Sharon sebagai pemimpin masyarakat penjarah juga tengah mempertontonkan sajian memuakkan dari perilaku bangsa zionis. Amerika, yang katanya kampiun demokrasi, menjadi pelindung setia bagi kebiadaban zionis Israel. Dr. Bassam Nahad Jarrar mengatakan bahwa kehancuran Israel sebentar lagi, segala perilaku Israel sebenarnya hanya mempercepat kehancurannya. Palestina adalah laboratorium jihad Islam, ia ibarat jantung yang memompa semangat perlawanan umat Islam sedunia. Palestina adalah darah dan airmata namun Palestina adalah juga jihad dan syahid. Kehidupan mana yang lebih indah dari kehidupan di alam jihad? Serta kematian mana yang lebih menentramkan dari kematian sebagai syahid?

Seruan Kepada Umat

Ketika segala kebiadaban telah dipertontonkan oleh zionis di Palestina maka sudah selayaknya umat Islam mengadakan perlawanan secara serentak. Perlawanan dapat dilakukan dengan melakukan boikot terhadap segala produk Yahudi dan Amerika sebagaimana dianjurkan melalui fatwa Dr. Yusuf Qardhawi. Para Asatizh sudah selayaknya mengkabarkan segala kebiadaban zionis Israel melalui mimbar majelis taklim atau khutbah Jumat mereka. Para generasi mudapun seharusnya melakukan perlawanan terhadap segala tetek bengek kebobrokan moral yang memiliki link pada zionis Israel secara terbuka. Sementara saudara-saudara kita di Palestina telah menyediakan diri dan jiwa mereka sebagai mujahid, tentunya kita harus melakukan perlawanan terbuka. Beban dakwah ini tidak kecil, di Indonesia saja kita masih dipermasalah oleh kasus Maluku, Poso dan Aceh. Maka kerahkan segala kemampuan untuk melakukan perlawanan.

Tidak ada komentar: